PENERAPAN LIMA LANGKAH OPERASI YANG AMAN DI RS X YOGYAKARTA
Abstract
Tindakan pembedahan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan dan merupakan salah satu tindakan medis yang penting. Bentuk manajemen kamar bedah yang efektif adalah penggunaan surgical safety checklist WHO. Diperlukan persepsi yang sama, komunikasi dan kerjasama antar Tim bedah yang baik. Surgical safety checklist WHO ini merupakan alat yang digunakan oleh Tim Bedah untuk meningkatkan keselamatan, menurunkan jumlah kematian dan kecacatan akibat pembedahan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kepatuhan pengisian checklist safety surgery di RS X Yogyakarta. Jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) bentuk desain adalah one-group pretest-posttest design, artinya diadakannya pretest sebelum diberi treatment selanjutnya diukur dengan posttest setelah di treatment kepada petugas kamar operasi. Hasil pelaksanaan briefing efektif dilakukan dengan nilai Sig. (p) sebesar 0,000, pelaksanaan sign in efektif dilakukan dengan nilai Sig. (p) sebesar 0,041, pelaksanaan time out tidak efektif dilakukan dengan nilai Sig. (p) nya sebesar 0,333, pelaksanaan sign out tidak efektif dilakukan dengan nilai Sig. (p) nya sebesar 0,333, pelaksanaan debriefing tidak efektif dilakukan dengan nilai Sig. (p) nya sebesar 0,180. Disimpulkan bahwa pelaksanaan Safety Surgery Checklist pada saat operasi secara keseluruhan tidak efektif dilakukan dengan nilai Sig. (p) nya sebesar 0,174. Diperlukan adanya perhatian pihak manajemen dalam memfasilitasi peningkatan mutu pelayanan dengan menggunakan surgical safety checklist WHO dalam prosedur pembedahan di rumah sakit, melakukan pelatihan (in house training) tentang penggunaan surgical safety checklist WHO dalam prosedur pembedahan kepada Tim kamar operasi (dokter bedah, dokter anestesi, perawat bedah, dan penata anestesi), menunjuk perawat sebagai operator dalam menjalankan surgical safety checklist WHO, melakukan evaluasi rutin untuk penerapan surgical safety checklist.