Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB en-US Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN UPAYA PENCEGAHAN DIARE PADA KELUARGA https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/241 <p>Penyakit Diare di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu endemik dan masih sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB: Kejadian Luar Biasa). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan diare untuk keluarga di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kediri. Desain penelitian adalah Deskriptif. Populasi adalah semua keluarga (orang tua) yang merupakan salah satu anggota keluarga menderita diare dan telah dikunjungi di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kediri. Jumlah sampel 50 responden dan diambil dengan teknik Consecutive Sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan diare kepada keluarga. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara, kemudian dianalisis dengan Distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari 50% responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang diare, yaitu 24 responden (48%) dan sebagaian responden memiliki upaya pencegahan diare baik, yaitu 39 responden (78%). Kesimpulan dari penelitian ini, meskipun responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup belum tentu responden juga memiliki upaya pencegahan yang cukup pula, karena terbukti meskipun responden pengetahuannya cukup tetapi memiliki upaya pencegahan diare yang baik karena pencegahan terhadap diare penting untuk kesehatan anggota keluarga sehingga sebagai orang tua harus memahami pencegahan diare pada keluarga.</p><p> </p><p> </p><p><strong><em>Kata kunci: </em></strong><strong><em>Tingkat Pengetahuan, Upaya pencegahan</em></strong><strong><em>, </em></strong><strong><em>D</em></strong><strong><em>iare, </em></strong><strong><em>K</em></strong><strong><em>eluarga</em></strong><strong><em></em></strong></p> Dewi Ika Sari Hari Poernomo Desi Natalia Trijayanti Idris Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA USIA 45-55 TAHUN MENGHADAPI PERUBAHAN FISIOLOGIS https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/242 <p>Banyak para wanita akan merasakan kecemasan dengan berakhirnya era reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik. Untuk itu diperlukan pendidikan dalam skala makro dan skala mikro agar sebagai individu dapat mempunyai mekanisme koping yang efektif dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari gambaran tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada wanita usia 45-55 tahun menghadapi perubahan fisiologis menopause. Desain penelitian yang digunakan adalah dekriptif. Populasi semua wanita usia 45-55 tahun di Instalasi rawat jalan Rumah Sakit Baptis Kediri. Besar sampel 36 responden yang diambil secara <em>Random Sampling</em>. Variabel dalam penelitian ini tingkat pendidikan tingkat kecemasan kecemasan. Data dikumpulkan dengan kuesioner, selanjutnya data dianalisis dengan Distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan paling banyak responden dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 12 responden (34%) dan lebih dari 50% responden dengan kecemasan ringan yaitu sebanyak 20 responden. Kesimpulan dari penelitian ini adalah wanita yang memiliki tingkat pendidikan rendahpun belum tentu memiliki tingkat kecemasan yang tinggi saat menghadapi menopause demikian sebaliknya tingkat pendidikan yang tinggi tidak menghalangi seseorang merasakan cemas waktu mengalami menopause.</p><p> </p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong><strong> </strong><strong>Pendidikan, Kecemasan, Menopause</strong><strong></strong></p> Dian Taviyanda Erawati . Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN DEKUBITUS PADA KELUARGA DENGAN IMOBILISASI https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/243 <p>Keluarga perlu memiliki pengetahuan tentang pencegahan dekubitus pada keluarga pasien imobilisasi dengan baik, agar keluarga mampu menentukan sikap serta suatu perbuatan dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga pasien imobilisasi dalam upaya pencegahan dekubitus. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang memiliki keluarga mengalami imobilisasi dengan Besar sampel adalah 19 responden dan diambil secara <em>Consecutive</em> <em>sampling. </em>Variabel independennya tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan wawancara terstruktur selanjutnya data dianalisis dengan Distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan dekubitus pada keluarga paling banyak responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 9 responden (47,4%), lebih dari 50% responden memiliki sikap yang baik yaitu sebanyak 11 responden (57,9%), dan paling banyak responden memiliki perilaku yang kurang yaitu sebanyak 9 responden (47,4%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan yang baik atau cukup belum tentu menunjukkan perilaku yang baik pula. Memiliki sikap yang baik sudah pasti memiliki perilaku yang baik pula.</p><p> </p><p> </p><strong>Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Dekubitus</strong> Heru Suwardianto Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 EFEKTIVITAS SELF EFFICACY TERHADAP KUALITAS HIDUP KLIEN DENGAN DIAGNOSA PENYAKIT KRONIK https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/244 <p>Penyakit kronik merupakan suatu permasalahan yang menahun dan perjalanan penyakitnya cenderung berat, menetap dan sering kambuh. Berikut yang termasuk dalam permasalahan penyakit kronik yang diangkat oleh WHO yaitu Kanker, Tuberkulosis, Diabetes millitus dan Penyakit Jantung. Penyakit tersebut masuk jajaran 10 besar masalah kesehatan didunia yang utama. Tujuan <em>Literature review</em> ini menjelaskan tentang efektivitas<em> self efficacy</em> terhadap peningkatan kualitas hidup klien dengan diagnosa penyakit kronik seperti Kanker, TB, DM dan Penyakit Jantung. Metode <em>Literatur review</em> ini mengambil 15 jurnal elektronik internasional dan nasional antara tahun 2007 sampai 2017. Kata kunci yang digunakan untuk mencari jurnal yaitu <em>self efficacy for chronic disease, self efficacy for quality of life in chronic disease </em>dan efikasi diri terhadap klien dengan penyakit kronik Hasil Hampir semua jurnal (12 jurnal)yang digunakan dalam <em>literature review</em> ini menyimpulkan bahwa <em>self efficacy</em> dapat meningkatkan kualitas hidup klien dengan penyakit kronik, namun ada beberapa yang memerlukan terapi pendamping supaya lebih optimal. Kesimpulan <em>Self efficacy </em>dapat menjadi alternatif dalam peningkatan kualitas hidup klien dengan penyakit kronik menahun khususnya yang memiliki proses pengobatan lama seperti kanker, tuberkulosis, diabetes millitus dan penyakit jantung. Selain itu, diharapkan dapat menjadi terapi pendamping dalam penanganan kasus penyakit kronik.</p><p> </p><p><strong>Kata kunci: </strong><strong>efikasi diri, kualitas hidup, penyakit kronik</strong></p> Alfid Tri Afandi Enggal Hadi Kurniyawan Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 HUBUNGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING TERHADAP KEPATUHAN PERAWATAN PADA KLIEN PASCA OPERASI KATARAK DI RSD DR.SOEBANDI KABUPATEN JEMBER https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/262 <p>Katarak menyebabkan keadaan lensa mata menjadi keruh. Perawatan pasca operasi katarak dapat mempengaruhi kepatuhan klien dalam melakukan perawatannya. Pelaksanaan <em>discharge planning </em>dapat berdampak pada kepatuhan klien terhadap perawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan <em>discharge planning </em>dengan kepatuhan keperawatan pada klien pasca operasi katarak. Penelitian ini menggunakan desain penelitian <em>cross sectional </em>dengan 30 sampel. Sampel diambil dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan metode quota sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan <em>discharge planning </em>dan variabel terikat adalah kepatuhan perawatan pada klien pasca operasi katarak. Data dianalisis dengan menguunakan chi square dengan tingkat signifikan 95% (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan perawatan klien meningkat dengan pelaksanaan <em>discharge planning </em>(p value= 0,001). Hal tersebut berarti terdapat hubungan pelaksanaan discharge planning terhadap kepatuhan perawatan pada klien pasca operasi katarak. Secara keseluruhan, pelaksanaan discharge planning dapat diterapkan untuk meningkatkan kepatuhan pada klien pasca operasi katarak. Strategi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi resiko kepatuhan perawatan, serta untuk menentukan efektivitas pelaksanaan discharge planning untuk meningkatkan kepatuhan klien pasca operasi.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci : Pasca operasi, <em>discharge planning, </em>kepatuhan</strong></p> Siswoyo . Mulia Hakam Made Enstini Sadhiharti Purnami Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 APLIKASI MODEL KONSERVASI LEVINE DALAM ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SELULITIS https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/246 <p>Selulitis merupakan<strong> </strong>inflamasi akut<strong> </strong>yang dapat ditemukan di ruang gawat darurat serta memiliki morbiditas dan biaya perawatan yang tinggi. Perawat sebagai tim manajemen pasien selulitis perlu memberikan asuhan keperawatan yang efektif. Model Konservasi Levine merupakan salah satu model perawatan pasien. Tujuan penulisan untuk mengetahui efektivitas penerapan model konservasi Levine dalam asuhan keperawatan pasien selulitis di ruang gawat darurat. Mini riset ini menggunakan metode studi kasus dengan <em>single case design</em>. Data dikumpulkan dengan observasi dan wawancara yang dilakukan selama 2 jam perawatan pada satu pasien dengan selulitis di ruang gawat darurat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan 4 tropikognosis/diagnosis keperawatan pada pasien, yaitu nyeri akut dan hipertermia (domain konservasi energi), kerusakan integritas jaringan (domain integritas struktural), dan ansietas (domain integritas personal dan sosial). Hasil penerapan hipotesis/intervensi terhadap tropikognosis menunjukkan bahwa hipotesis mendukung peningkatan kesejahteraan dan kenyamanan pada pasien selulitis. Model<strong> </strong>konservasi Levine efektif bila diterapkan pada pasien dengan kasus selulitis di ruang gawat darurat.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci: Model konservasi Levine, asuhan keperawatan, selulitis.</strong></p> Dicky Endrian Kurniawan Heri Kristianto Tony Suharsono Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 KORELASI ANTARA KENAIKAN BERAT BADAN IBU SAAT HAMIL TRIMESTER DUA DAN TIGA DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RS. ST. ELISABETH SEMARANG https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/247 <p>Peningkatan berat badan ibu saat hamil pada tiap trimesternya berbeda. Pada trimester pertama merupakan kenaikan berat badan terendah, sedangkan pada trimester dua meningkat, dan paling tinggi pada trimester ketiga. Kenaikan berat badan ibu ini terjadi akibat adanya pertumbuhan jaringan ibu sendiri dan pertumbuhan serta perkembangan janin. Dengan mengetahui kenaikan berat badan ibu saat hamil bisa menentukan hasil akhir, yaitu keadaan bayi yang sehat dan normal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi antara kenaikan berat badan ibu saat hamil trimester dua dan tiga dengan berat badan bayi baru lahir di RS. St. Elisabeth Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif korelasi, yakni dengan pengambilan data secara cross sectional, data sekunder dari rekam medik dan kartu periksa ibu. Sampel berjumlah 25 responden yang melahirkan bayi di RS St. Elisabeth dengan pemilihan secara consecutive sampling. Uji normalitas Sphiro-Wilk, pengujian korelasi dengan Uji Spearman-Rho. Hasil uji Spearman Rho p= 0.76, r= 0.07 tidak ada korelasi dan korelasinya sangat lemah antar kenaikan berat badan ibu saat trimester dua dengan berat badan bayi baru lahir, p= 0.54, r= 0.13 tidak ada korelasi dan korelasi sangat lemah antara kenaikan berat badan ibu saat hamil trimester tiga dengan berat badan bayi baru lahir di RS St. Elisabeth Semarang.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci: Berat badan ibu dan bayi baru lahir, trimester dua dan tiga. </strong></p> Caecilia Titin Nani Widjaja Maria Suryani Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 PENGALAMAN KELUARGA DALAM PERENCANAAN PEMULANGAN KLIEN SKIZOFRENIA DARI RUMAH SAKIT JIWA KE RUMAH https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/248 <p><strong> </strong></p><p>Perencanaan pemulangan yang efektif diperlukan keluarga klien skizofrenia sebagai pelaku rawat di rumah sehingga memperlama jarak kambuh klien. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengalaman keluarga dalam perencanaan pemulangan klien skizofrenia dari RSJ ke rumah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan penelitian ini sembilan orang. Tema yang dihasilkan meliputi respons terhadap rencana pemulangan klien, kendala dalam rencana pemulangan klien, dukungan lingkungan tempat tinggal terhadap rencana pemulangan klien, harapan terhadap rencana pemulangan klien dan kesiapan dalam rencana pemulangan klien. Standar operasional prosedur yang jelas perlu dalam rencana pemulangan klien skizofrenia di tiap area perawatan (IGD, poliklinik, bangsal akut dan sub akut).</p><p> </p><p><strong>Kata kunci: </strong><strong>perencanaan pemulangan</strong><strong>, </strong><strong>pelaku rawat, skizofrenia</strong></p> Berlian Nurtyashesti Kusuma Dewi Achir Yani S. Hamid Yossie Susanti Eka Putri Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK DAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/249 <p>Pada lansia dengan hipertensi mereka mencoba menggunakan pengobatan non-farmakologis karena dianggap lebih aman dari pada pengobatan farmakologis yaitu relaksasi, namun banyak lansia yang belum mengetahui manfaat relaksasi utamanya teknik relaksasi autogenik dan teknik relaksasi otot progresif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan teknik relaksasi autogenik dan teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre eksperimental dengan <em>one group pre-post test design. </em>Populasi pada penelitian ini seluruh anggota Posyandu Lansia Pelangi Pradah Kali Kendal RT 4 Surabaya yang menderita hipertensi sebanyak 30 responden dan jumlah sampel 28 responden dengan menggunakan <em>Simple Random Sampling. </em>Pengumpulan data menggunakan observasi tekanan darah menurut JNC VII sebelum maupun setelah tindakan kemudian diuji statistik menggunakan uji <em>Wilcoxon. </em>Hasil tekanan darah setelah diberi relaksasi autogenik sebagian besar prehipertensi sebanyak 11 orang (79%) dan setelah diberi relaksasi otot progresif sebagian besar prehipertensi sebanyak 9 orang (64%). Hasil uji statistik diketahui bahwa pemberian teknik relaksasi autogenik dengan nilai p=0,001 dan pemberian teknik relaksasi otot progresif dengan nilai p=0,005 menunjukkan ada pengaruh relaksasi autogenik dan relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah sedangkan hasil uji statistik perbandingan p=0,541 menunjukkan tidak ada perbedaan teknik relaksasi autogenik dan teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah. Melalui penelitian ini diharapkan teknik relaksasi dapat dipakai sebagai pengobatan alternatif menurunkan tekanan darah khususnya bagi lansia dengan hipertensi.</p><p> </p><p><strong>Kata kunci: Hipertensi, lansia, teknik relaksasi.</strong></p> Erika Untari Dewi Ni Putu Widari Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 SENAM LANSIA TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDHA USIA ANUGERAH SURABAYA https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/250 <p>Proses penuaan pada lansia ditandai adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, mental atau psikis yang dapat menyebabkan insomnia. Insomnia yang tidak diatasi dengan baik akan mengakibatkan kerentanan terhadap penyakit dan penurunan kualitas hidup lansia. Salah satu alternatif untuk mengatasi insomnia adalah senam lansia, senam ini akan merangsang mekanisme HPA Axis untuk mensekresi melatonin, kemudian dari hipotalamus akan diteruskan ke pituitary untuk pembentukan beta endorphine dan enchephalin yang dapat menimbulkan kondisi rileks. Tujuan penelitian ini umtuk untuk mengetaahui pengaruh senam lansia terhadap tingkat insomnia lansia di Panti Werdha Usia Anugerah, Surabaya. Penelitian ini menggunakan <em>one group pre-post test design</em>, populasi dalam penelitian ini sebanyak 13 responden dan jumlah sampel 13 responden dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu sampling jenuh. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner ISI <em>(Insomnia Severity Index)</em>, 2006 dan lembar observasi baik sebelum maupun setelah tindakan kemudian diuji statistic menggunakan uji wilcoxon. Dari hasil penelitian sebelum dilakukan senam lansia responden terbanyak dalam kategori tingkat insomnia sedang yaitu sebanyak 8 orang (62%) dan setelah senam lansia didapatkan responden terbanyak adalah tingkat insomnia dalam kategori ringan sebanyak 6 orang (45%). Setelah itu dilakukan uji statistic wilcoxon dengan hasil 0,002 yang berarti ada pengaruh senam lansia terhadap tingkat insomnia lansia, diharapkan senam lansia ini dapat dijadikan pengobatan alternati untuk menurunkan tingkat insomnia.</p><p> </p><strong>Kata kunci: Insomnia, Senam Lansia, Lansia</strong> Ethyca Sari Aristina Halawa Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 PENGETAHUAN PASIEN INSULIN DEPENDENT DIABETES MELLITUS (IDDM) TENTANG PEMBERIAN TERAPI INSULIN https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/251 <p>Pengetahuan pasien dan pemahaman tentang terapi obat mempengaruhi keinginan atau kemampuannya dalam mengikuti suatu program pengobatan. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien <em>Insulin Dependent Diabetes Mellitus </em>(IDDM) tentang pemberian terapi insulin di Poliklinik RS. Baptis Kediri. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasinya adalah semua pasien <em>Insulin Dependent Diabetes Mellitus </em>(IDDM) yang tidak menyuntik insulin sendiri di Poliklinik RS. Baptis Kediri. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 32 responden dan diambil secara <em>Consecutive</em> <em>Sampling</em>. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan pasien <em>Insulin Dependen Diabetes Mellitus </em>(IDDM) yang tidak menyuntik insulin sendiri tentang terapi insulin.<strong> </strong>Hasil penelitian terhadap 32 responden didapatkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6%), pengetahuan cukup sebanyak 14 responden (44%) dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (50%). Jadi paling banyak responden memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang tentang pemberian terapi insulin.<strong> </strong>Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan pasien <em>Insulin Dependent Diabetes Mellitus</em> (IDDM) tentang pemberian terapi insulin di Poliklinik RS. Baptis Kediri paling banyak responden memiliki pengetahuan kurang.</p><p> </p><p> <strong>Kata Kunci:</strong><strong> </strong><strong>Tingkat Pengetahuan, <em>Insulin Dependent Diabetes Mellitus</em> (IDDM), Insulin</strong><strong></strong></p> Erva Elli Kristanti Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 KORELASI PENGETAHUAN PASIEN DENGAN KEPATUHAN DALAM MINUM OBAT TBC https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/252 <p>Diperlukan tingkat pengetahuan yang baik tentang penatalaksanaan penyakit Tuberkulosis Paru khususnya dalam hal kepatuhan minum obat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang Tuberkulosis Paru dengan tingkat kepatuhan dalam minum obat di Puskesmas Kota Wilayah Utara Kediri. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Populasinya adalah pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kota Wilayah Utara Kediri yang memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel adalah 25 responden dan diambil secara <em>Accidental Sampling</em>. Variabel independennya adalah tingkat pengetahuan pasien tentang Tuberkulosis Paru dan variabel dependennya adalah tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat. Data dikumpulkan dengan kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan uji statistik <em>Spearman Rho</em> dengan tingkat kemaknaan a£0,05. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 50% responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang Tuberkulosis Paru yaitu sebanyak 13 responden (52 %) dan lebih dari 50 % responden memiliki tingkat kepatuhan patuh dalam minum obat yaitu sebanyak 13 responden (52 %). Hasil uji statistik <em>Spearman Rho</em> didapatkan p=0,003 karena a = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien tentang Tuberkulosis Paru dengan tingkat kepatuhan dalam minum obat di Puskesmas Kota Wilayah Utara Kediri. Kesimpulan dari penelitian ini tingkat pengetahuan pasien tentang Tuberkulosis Paru dengan tingkat kepatuhan dalam minum obat memiliki hubungan yang kuat.</p><p> </p><p> <strong>Kata Kunci:</strong><strong> </strong><strong>Pengetahuan, Kepatuhan Minum Obat, Tuberkulosis Paru</strong><strong></strong></p> Aries Wahyuningsih Fidiana Kurniawati Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 EFEKTIVITAS TERAPI NAFAS DALAM DAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/253 <p>Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Penanganan yang tepat dibutuhkan dalam upaya mengontrol tekanan darah guna menghindari terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan. Terapi nafas dalam dan terapi relaksasi otot progresif (<em>progressive muscle relaxation</em>) dapat menghambat vasokonstriksi pembuluh darah melalui stimulasi baroreseptor. Tujuan penelitian adalah mempelajari efektivitas terapi nafas dalam dan terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri. Desain penelitian adalah <em>True</em><em> Experiment</em> <em>The Solomon Two-Group Design</em><em>. </em>Populasi penelitian adalah seluruh pasien Hipertensi, jumlah sampel yaitu sebesar 20 responden pada setiap kelompok dengan menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Pengumpulan data untuk pengukuran tekanan darah menggunakan alat ukur <em>Sphygmomanometer</em>. Analisa data penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi penurunan tekanan darah setelah diberikan intervensi. Uji normalitas data menggunakan <em>Kolmogorov Smirnov </em>dan kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik <em>Wilcoxon Signed Ranks Test</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi relaksasi otot progresif lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah 8 mmHg (p=0,006 dan <em>z-score</em> = -2,724) pada sistole serta selisih sebesar 8 mmHg (p=0,002 dan <em>z-score</em> = -3,025) pada diastole dibandingkan dengan terapi napas dalam 5 mmHg (p=0,087, <em>z-score</em> = -1,710) pada sistole serta selisih sebesar 7 mmHg (p=0,006 dan <em>z-score</em> = -2,739) pada diastole. Hal ini dibuktikan dengan penurunan tekanan darah sebesar 18 mmHg pada terapi relaksasi otot progresif dan penurunan tekanan darah sebesar 12 mmHg pada terapi napas dalam.</p><p> </p><p> </p><p><strong>Kata kunci: </strong><strong>Terapi Relaksasi Otot Progresif, Terapi Napas Dalam, Hipertensi </strong><strong></strong></p> Maria Anita Yusiana Suprihatin . Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 PENINGKATAN KOMPETENSI KADER POSYANDU DAN APLIKASI SENAM OTAK (BRAIN GYM) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOGNITIF LANSIA https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/254 <p> Lansia akan mengalami proses penurunan kondisi biologis, kondisi psikologis serta perubahan kondisi sosial dan perubahan tersebut mengakibatkan penurunan fungsi kognitif. Senam otak (<em>Brain Gym</em>) terbukti efektif dalam meningkatkan kognitif lansia, namun dalam aplikasi seringkali ada berberapa kendala.Tujuan penulisan ini untuk peningkatan kompetensi kader dan merumuskan aplikasi senam otak (<em>Brain gym</em>) sebagai rekomendasi senam otak di posyandu lansia.Metode kegiatan ini adalah <em>Descrition explorative</em>dan pra-ekperimen (<em>pra-post test desain</em>). Populasi kegiatan adalah kader posyandu lansia di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti Kediri dan Posyandu Lansia di GBI Baitlahim Kediri dengan jumlah 20 orang (<em>Quota Sampling)</em>. Rangkaian kegiatan meliputi 3 tahap (Tahap pemberian materi diawali dengan pre test, Tahap Praktikum, Tahap Perumusan Rekomendasi dengan diawali dengan post test). Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2016.Variabel penelitian adalah kompetensi senam otak diukur dengan observasi. Analisa dengan <em>Focus Group Dis</em><em>cussion </em>(FGD) dan Paired t-tes. Hasil analisis statistik ƿ=0,004 jadi ada pengaruh siginifikan pelatihan mampu peningkatkan pengetahuan kader 10,7 poin. Hasil kegiatan yang direkomundasikan: Gerakan meningkatkan energi dan penguatan sikap: pada gerakan minum air harus menyesuaikan kondisi lansia, Sakelar otak, Tobol bumi, Tombol imbang, Tombol angkasa, Menguap energi, Pasang telinga, Kait relaks dan Titik positif dapat direkomundasikan dengan modifikasi gerakan dapat dilaksanakan dengan duduk bagi lansia yang tidak mampu berdiri dalam waktu lama. Gerakan menyeberangi garis tengahi: Gerakan silang, Gajah, Putaran leher, Mengisi energi, Bayangan X dapat direkomendasikan, untuk Coret ganda, dam Abjad 8 z perlu dipertimbangkan terkait sarana dan prasarana yang tersedia di posyandu atau dimodifikasi dengan kertas. Sedangkan Gerakan 8 Tidur dimodifikasi dengan duduk dan Oleng pinggul, dan Gerakan silang berbaring tidak direkomendasikan. Gerakan merengangkan otot: gerakan Burung hantu, Mengaktifkan tangan, Lambaian kaki, dan Gerakan luncur grafitasi direkomendasikan, sedangkan Memompa betis dan Pasang kuda-kuda tidak direkomendasikan.Disimpulkan pelatihan mampu meningkatkan kompetensi kader dan rekomendasi latihan senam otak (<em>brain gym</em>) di posyandu meliputi 3 kelompok gerakan dapat dilaksanakan dengan menghilangkan gerakan dilantai dan gerakan yang membebani sendi pemndompang berat badan.</p><p> </p><p><strong>Kata kunci: Senam Otak,</strong><strong> </strong><strong>Lansia, Fungsi Kognitif, </strong><strong>Kader </strong><strong>Posyandu</strong></p><p><strong> </strong></p> Sandy Kurniajati Akde Triyoga Rina Endah Kristini Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 GAMBARAN KESETABILAN TEKANAN DARAH LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM LANSIA https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/255 <p>Senam lansia bermanfaat untuk memperbaiki kelenturan dan kekuatan otot dan juga bermanfaat untuk menjaga tekanan darah dalam batas normal. Tujuan dari penelitian ini adalah Mempelajari Gambaran tekanan darah lansia yang melakukan senam lansia di Panti Wredha Santo Yoseph Kediri. Desain penelitian ini adalah <em>Deskriptif</em>. Populasinya adalah semua lansia di Panti Wredha Santo Yoseph Kediri. Besar sampel adalah 21 responden dan diambil secara <em>Random</em><em> Sampling</em>. Data dikumpulkan dengan observasi dan pengukuran menggunakan Spygmomanometer, kemudian data dianalisis dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 50% responden tidak melakukan semua gerakan senam lansia baik permulaan, inti maupun pendinginan yaitu sebanyak 13 responden (62%) dan sebagian besar responden dengan tekanan darah normal yaitu sebanyak 15 responden (71%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah lansia yang melakukan senam lansia dengan semua gerakan senam lansia maupun yang tidak melakukan semua gerakan senam lansia memiliki kesetabilan tekanan darah yang sama yaitu normal.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong><strong> </strong><strong>Senam, Lansia, Tekanan Darah</strong><strong></strong></p> Tri Sulistyarini Dyah Ayu Kartika Wulan Sari Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 UPAYA PENINGKATAN KEKEBALAN TERHADAP STRES MAHASISWA TINGKAT I PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 DALAM MENGHADAPI PENDIDIKAN https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/256 <p>Upaya peningkatan kekebalan terhadap stres sangat perlu ditingkatkan agar mampu menanggulangi stressor psikososial yang muncul dengan cara hidup yang teratur, serasi, selaras dan seimbang. Apabila mahasiswa mengalami keadaan seperti ini, upaya peningkatan kekebalan terhadap stres perlu dilakukan untuk mengurangi ketakutan atau bahkan menghilangkan Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi upaya peningkatan kekebalan terhadap stres mahasiswa Tingkat I Program Studi Keperawatan S1 dalam menghadapi pendidikan di STIKES RS. Baptis Kediri. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasinya adalah mahasiswa tingkat I Program Studi Keperawatan S1 STIKES RS. Baptis Kediri. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 49 responden dan diambil secara <em>Total Sampling</em>. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu upaya peningkatan kekebalan terhadap stress melalui pergaulan dan waktu. Hasil penelitian didapatkan bahwa lebih dari 50% responden memiliki upaya yang baik dalam peningkatan kekebalan terhadap stres melalui pergaulan yaitu sebanyak 31 responden (63 %) dan paling banyak responden memiliki upaya yang kurang dalam peningkatan kekebalan terhadap stres melalui waktu yaitu sebanyak 34 responden (69,4 %).<strong> </strong>Kesimpulan dari penelitian ini adalah upaya peningkatan kekebalan terhadap stres mahasiswa Tingkat I Program Studi Keperawatan S-1 dalam menghadapi pendidikan di STIKES RS. Baptis Kediri melalui pergaulan paling banyak adalah baik dan melalui waktu adalah paling banyak kurang.<strong></strong></p><p> </p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong><strong> Kekebalan, </strong><strong>Stres, </strong><strong>Mahasiswa</strong></p> Vitaria Wahyu Astuti Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA SECTIO CAESARIA PADA TAHAP PROLIFERASI https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/257 <p>.Penyembuhan luka <em>Sectio Caesaria</em> tahap proliferasi terjadi pada hari ketiga. Penyembuhan luka ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain nutrisi, usia dan penyakit lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang paling mempengaruhi penyembuhan luka <em>Sectio Caesaria</em> pada tahap proliferasi.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Populasi adalah pasien dengan <em>Sectio Caesaria</em> di Ruang Kebidanan RS. Baptis Kediri. Besar sampel adalah 15 responden dan diambil secara <em>Consecutive Sampling</em>. Variabel indepenadalah faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka <em>Sectio Caesaria</em> pada tahap proliferasi dan variabel dependen adalah penyembuhan luka <em>Sectio Caesaria</em> pada tahap proliferasi. Data dikumpulkan dengan list pasien, observasi dan interview. Kemudian data di analisa menggunakan uji <em>Regresi Linier</em>. Hasil penelitian ini adalah faktor usia tidak mempengaruhi penyembuhan luka <em>Sectio Caesaria</em> pada tahap proliferasi, faktor penyakit lain dan faktor asupan nutrisimempengaruhi penyembuhan luka <em>Sectio Caesaria</em> pada tahap proliferasi.Kesimpulan dari penelitian ini faktor yang paling dominan mempengaruhi penyembuhan luka <em>Sectio Caesaria</em> pada tahap proliferasi adalah faktor penyakit lain.</p><p> </p><p> </p><p><strong>Kata kunci:</strong><strong> </strong><strong>Faktor Pengaruh, Penyembuhan Luka <em>Sectio Caesaria </em>pada Tahap Proliferasi</strong></p> Selvia David Richard Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 GAMBARAN KONDISI FISIK DAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/258 <p>Semakin lanjut usia seseorang mereka akan mengalami kemunduran terutama dalam kemampuan fisiknya seperti penurunan penglihatan, penurunan sistem muskuloskeletal, penurunan sistem syaraf, sehingga mengakibatkan perubahan dalam peranan sosial maupun dalam pemenuhan kebutuhan personal hygene. Personal hygene adalah kegiatan pemeliharaan kebersihan dan kesehatan seseorang untuk mempertahankan kesejahteraan fisik dan mentalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari gambaran kondisi fisik dan pemenuhan <em>personal hygene </em>pada lansia di Panti Wredha Santo Yoseph Kediri. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Populasinya adalah semua lansia di Panti Wredha Santo Yoseph Kediri. Besar sampel adalah 27 responden dan diambil secara <em>Total Sampling</em>. Variabel adalah kondisi fisik dan pemenuhan <em>personal hygiene</em> lansia. Data dikumpulkan dengan lembar observasi dan lembar wawancara. Kemudian data dianalisa dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden dengan kondisi fisik baik yaitu sebanyak 19 responden (70%) dan semua responden dengan pemenuhan <em>personal hygiene </em>yang baik yaitu sebanyak 27 responden (100%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kondisi fisik dan pemenuhan <em>Personal Hygiene </em>pada lansia sangat terkait karena dengan kondisi fisik yang sehat makan lansia dapat melakukan pemenuhan personal hygiene.</p><p> </p><p> <strong>Kata Kunci</strong><strong>: </strong><strong>Kondisi Fisik, <em>Personal Hygiene</em></strong><strong><em>, </em></strong><strong>Lansia</strong></p> Kili Astarani Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 PENCEGAHAN KETUBAN PECAH DINI (PREMATURE RUPTURE of MEMBRANES) DENGAN SUPLEMEN VITAMIN C PADA KEHAMILAN https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/259 <p>Ketuban pecah dini (PROM) adalah keluarnya cairan ketuban melalui membran korioamnion yang robek yang terjadi sebelum nyeri persalinan pada setiap usia kehamilan. Ketuban pecah dini merupakan salah satu masalah yang paling umum terjadi dalam kebidanan dengan banyak hasil kehamilan yang merugikan, kejadiannya 10-20% dari semua kehamilan. Mekanisme utama dari rupture membran korioamnion adalah gangguan dari metabolisme konten kolagen. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui upaya pencegahan ketuban pecah dini, salah satunya dengan suplemen vitamin C dan penting untuk mengetahui dosis yang efektif. Metode yang digunakan adalah studi literatur (<em>literature review</em>), menggunakan jurnal penelitian. Sumber untuk melakukan tinjauan literatur ini meliputi studi pencarian sitematis database terkomputerisasi (PubMed, BMC, EBSCO, Cochrain Review, Google Cendikia) yang berbentuk jurnal penelitian berjumlah 11, artikel review 1dan bentuk pedoman/buku berjumlah 2. Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan penulisan daftar pustaka Vancouver. Pembahasan dalam artikel ini menunjukkan bahwa pemberian suplemen vitamin C 100 mg per hari pada wanita hamil selama masa kehamilannya dapat mencegah ketuban pecah dini (PPROM/PROM). Pemberian dosis besar suplemen Vitamin C tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan reaksi yang merugikan seperti yang terkait dengan stres oksidatif.</p><p> </p><p> </p><p><strong>Kata kunci </strong>: <strong>Ketuban pecah dini</strong><strong>,</strong><strong> dosis Vitamin C</strong><strong></strong></p> Lina Darmayanti Bainuan Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 MOBILISASI BERPENGARUH TERHADAP PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMY https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/260 <p>Masalah peristaltik usus muncul pada pasien pasca laparatomi yang memiliki mobilitas minimum. Oleh karena itu, perawat harus aktif menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh pasien pasca operasi laparatomi dalam rangka untuk menormalkan fungsi peristaltik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh mobilisasi menuju usus peristaltik pasien pasca laparatomi pada Rumah Sakit Baptis Kediri. Desain Penelitian ini pra - eksperimental (one group pre - post test desain). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pasca laparatomi pada Rumah Sakit Kediri Baptist yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah sampel adalah 24 responden dan diambil menggunakan accidental sampling. variabel independen penelitian yaitu mobilitas dan variabel dependennya adalah peristaltik usus. Data diperoleh dengan mengunakan Lembar observasi. Selanjutnya, diuji menggunakan uji T-test berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15 responden (62,5%) <em>post</em> operasi <em>laparatomy</em> sebelum melakukan mobilisasi belum terjadi pemulihan fungsi peristaltik usus dan semua responden (100%) <em>post</em> operasi <em>laparatomy</em> yang melakukan mobilisasi terjadi peningkatan frekuensi peristaltik usus. Dari uji statistik <em>“paired samples test”</em> dengan taraf kemaknaannya yang ditetapkan ρ ≤ 0,05 didapatkan hasil 0,000 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh antara mobilisasi terhadap peristaltik usus pada pasien <em>post </em>operasi <em>laparatomy </em>di ruang rawat inap RS. Baptis Kediri. Kesimpulan penelitian ini adalah setiap pasien yang melakukan operasi laparastomi akan lebih baik jika melakukan mobilisasi secara bertahap sehingga akan memperbaiki peristaltik usus dan mempercepat proses penyembuhan.</p><p> </p><p> </p><p><strong>Kata Kunci: Mobilisasi, Pasca Operasi, Peristaltik Usus.</strong></p><p><strong> </strong></p> Erlin Kurnia Natalia Yohanes Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05 EFEKTIFITAS TEKNIK DISTRAKSI AUDIO DALAM MENURUNKAN NYERI PADA PRIMIGRAVIDA KALA I https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/261 <p>Nyeri cenderung diderita oleh primigravida. Hal ini juga menyebabkan kecemasan dan menakutkan yang mengakibatkan efek buruk untuk proses persalinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas teknik distraksi audio dalam menurunkan nyeri pada primigravida kala I. Desain penelitian ini adalah <em>Pre Eksperiment Design</em> dengan rancangan <em>One Group Pra – Post Test Design</em>. Populasi dalam penelitian adalah ibu primigravida di Ruang Kebidanan dan Kandungan RS. Baptis Kediri. Jumlah sampel adalah 7 responden dan diperoleh dengan menggunakan Accidental Sampling. Variabel Independen pada penelitian ini adalah teknik distraksi audio dan variabel dependen adalah Nyeri kala 1. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara peneliti mengobservasi nyeri yang dialami oleh ibu primigravida saat persalinan kala I sebelum diberikan teknik distraksi audio. Data diperoleh kemudian diolah dengan uji statistik <em>Willcoxon </em>dengan<em> </em>tingkat kemaknaan a ≤ 0,05. Hasil penelitian skala nyeri primigravida kala I di ruang kebidanan dan kandungan RS. Baptis Kediri sebelum diberi perlakuan teknik distraksi audio sebagian besar dengan tingkat nyeri berat sebanyak 6 orang (86%) dan sesudah diberi perlakuan teknik distraksi audio sebagian besar dengan tingkat nyeri berat sebanyak 5 orang (71 %). hasil uji statistik <em>Willcoxon</em> dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05, maka didapatkan hasil dari teknik distraksi audio r = 0,046 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh teknik distraksi audio terhadap penurunan nyeri pada primigravida kala I. Kesimpulan teknik distraksi audio dapat digunakan oleh perawat dalam asuhan keperawatan pada ibu hamil yang memasuki kala I sebagai tindakan mandiri perawat dalam mengurangi nyeri.</p><p> </p><p> </p><strong>Kata kunci: Nyeri, Teknik Distraksi Audio, Primigravida</strong> Srinalesti Mahanani Rimawati . Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah 2018-02-05 2018-02-05